Nama : jurawan
tempat tanggal lahir : kota baru 11 maret 1992
Alamat : kota baru dusun IV no 239
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Aku adalah seorang anak desa yang mencari ilmu di
kota besar, terkadang aku ingin belajar dan terkadang pula aku malas belajar
ntah kenapa didalam diriku terdapat sifat yang seperti itu. aku terlahir dari
keluarga yang kurang mampu setiap hari kedua orang tuaku harus mencari uang demi
menyekolahkan sianak bungsunya ayahku bekerja kebun sawit dahulunya milik PT
ASIAN AGRI tapi sekarang telah menjadi milik pribadi itu dahulunya sebelum ayah
saya sakit tapi sekarang ayah saya dalam keadaan sakit sudah 6 tahun ayah saya
mengalami sakit yang tidak pernah sembuhnya ntah sampai kapan ayah saya akan
mendderita karna penyakit itu sudah puluhan kali dibawak ke rumah sakit mulai
dari RS SANTA MARIA rumah sakit yang terkenal di pekanbaru sampai ke AHMAD
MUHTAR rumah sakit terhebat di bukit tinggi tapi hasilnya nihil juga sudah juta
uang kami habis untuk berobat namun penyakitnya belum juga di ketahui
konsultasi dengan dokter ahli oenyakit dalam DOKTER HWONG dokter hebat di
rengat setiap minggu kami harus pergi ke rengat, kami tinggal di desa kota baru
jarak antara rengat dan kota baru memakan waktu sekitar 2 jam terpaksa kami
harus menyewa mobil setiap minggunya, ayah saya menghabiskan uang 5 juta setiap
minggu hanya utuk berobat saja belum lagi rental mobil, makan di jalan,
diperkirakan habis biaya 6 juta setiap minggunya hanya untuk beroabt saja.
Pergi ke dukun atau ke
kyai dari mulai yang ada di desa sampai ke jambi sudah pernah kami datangi
namun lagi lagi gagal juga JADI KAMI HARUS BERBUAT APA SEKARANG…………???????
Untuk biaya berobat ayah
saya kami harus merelakan 1 kapling sawit hilang dengan harga Cuma Rp 80 juta
biasanya satu kapling sawit di hargai Rp. 120 juta karna kami butuh biaya
mendadak terpaksa kami jual 1 kapling sawit dan masih untung ada 4 kapling
sawit yang kami miliki
Ayah saya ini sangat tekun dalam pekerjaannya tidak
pernah ada kata kata menyerah dalam hidup beliau setiap hari selalu bekerja
keras untuk menghidupi keluarganya tanpa kenal lelah dalam pekerjaannya. Ayah
ku ini sangat saying kepadaku sampai sampai kakak dan abangku iri dengan
perlakuan ayahku kepada ku bagiku ayah ku adalah sosok pahlawan dari semua
maslahku ibaratkan beliau adalah jembatan buatku untuk menyebrangi samudra
hinda yang sangat luas aku selalu beliau perlakuakn khusus sanagt berbeda
sekali dengan ke dua saudara ku yang lain apa yang aku mau pasti beliau turuti
bagiku ayahku adalah BEST OF THE BAST tak ada sosok lain bagiku yang patut aku
tiru selain beliau
Ibu saya bekerja juga sehari hari dia bekrja jualan
dipasar seperti di Kelayang, Simpang kelayang, Petonggan, Kota medan dan Kota
baru biasanay beliau berjualan jahe kencur kunyit dan bahan masakan lainnya,
ibu ku ini memiliki sifat yang sangat penyayang terutama kepada ku apa yang aku
pinta pasti dikasihnya terkadang saya merasa kasihan dekan ibu saya karna dia
harus banting tulang demi mendapatkan uang
unruk keluarga biasanya ibu saya berdagang kepasar petonggan beliau
harus bagun jam 2 pagi untuk mempersiapkan alat-alat yang akan di bawak kepasar
setelah jam setengah 4 ibu saya berangkat kepelabuhan unruk menunggu pompon
(kapal kecil) yang membawa para pedanag laiinya menuju pasar yang ada pada hari
itu daftar pasar yang ada di daerah ku
Ø
Minggu = pasar simpang kelayang
Ø
Selasa
= pasar petonggan
Ø
rabu
= pasar kelayang
Ø
kamis
= pasar kota baru
Ø
jum’at
= pasar kota medan
tidak jarang ibu saya
ketinggalan pompon gara-gara telat bangun akhirnaya beliau tidak jadi
berjualan. Pasar petonggan adalah pasar yang paling jauh dari tempat tinggal ku
kalau perginya memakan wakatu 2 jam itu karna mengikuti aliran sungai yang
arahnya ke hilir jiak pulangnya memakan
waktu lebih dari 3 jam karna melawan arus sunagi karna pada waktu dahuluya di
daerah saya tidak ada yang punya motor makanya semua pedagang harus rela
menumpang pompon untuk pergi mencari nafkah mereka rela berjam jam di atas
pompong asalkan bias menghasilkan uang demi keluarganya
hari berganti hari kehiduapn kelauarga kami namun
kehidupan kelluarga kami tidak ada perubahan sampai suatu ketika ada perusahaan
yang ingin memperkerjakan warga desa kota baru dan sekitarnya ayah saya pun
ikutan bekerja di PT tersebut, hari bergati hari kehidupan kami mulai berubah
awalnya kami dapat membeli sebuah motor K 70 waktu itu harganya Rp. 300 ribu
pada waktu ituhamya ada beberapa orang yang memiliki motor semenjak itu ibu
saya tidak lagi menggunakan pompon untuk pergi kepasar tapi menggunakan motor
lebih cepat sampainya hanya 1 jam sudah sampai ke pasar petonggan jadi bias
mengirit waktu